Batman Begins - Help Select

Menyikapi Kecewa

12 Januari 2017

Menyikapi Kecewa


                  Kecewa adalah sesuatu yang “diberikan” oleh Tuhan untuk mewarnai kehidupan, dan bisa dikatan kecewa juga diciptakan untuk menggambarkan suasana seseorang. Namun, sering kali manusia salah dalam memilih jalan setelah terjadi kecewa, kenapa ? karena beranggapan kekecewaan selalu dikaitan dengan amarah, sehingga amarah harus selalu dilupakan dan konotasi melupakan amarah itu selalu berorientasi terhadap tindakaan yang salah. Kecewa merupakan sebuah perasaan hati yang tidak dapat menerima kenyataan yang berujung pada penyesalan.
                  Kecewa dapat dicerminkan dalam mimik seseorang, biasanya sulit menemukan senyuman dibalik kekecewaan dan kalaupun bisa tersenyum hanyalah senyuman yang dibuat hanya untuk membuat orang disekitar tidak tersinggung. Lalu, apa yang harusnya dilakukan ketika mendapatkan kekecewaan ? Jawaban saya adalah bersyukur, karena Tuhan masih sayang sama kita karena tlah memberikan rasa kecewa ini sebagai teguran. Apa bersyukur saja cukup ? tidak, karena setelah bersyukur maka hal yang harus dilakukan adalah Introspeksi diri, dengan introspeksi diri maka hal yang akan muncul adalah  hikmah dari rasa kecewa. Sebagai contoh : ketika hilang sebuah uang yang telah kita kumpulkan dengan begitu saja pasti kita sangat amat kecewa, kalau orang tidak bisa bersyukur dan introspeksi diri maka mereka akan meluapkan amarahnya dengan berprasangka buruk terhadap orang disekitarnya karena amarah membuat pola pikiran membuat sebuah statement kalau uang telah dicuri, maka apa yang terjadi ? hanya pertengkaran yang tidak penting akan terjadi. Lalu kalau disyukuri dan introspeksi diri maka masalah ini akan mengarah kepada pemikiran bagaimana cara uang ini agar tidak hilang lagi ?. Seperti dengan melakukan penyimpanan yang lebih aman lai seperti di bank.

                  Banyak sekali dampak yang timbul kalau kecewa disikapi dengan benar tidak melulu masalah amarah, sesungguhnya Tuhan juga tidak suka dengan umatnya yang pemara.Oleh karena itu, mari mulai dari sekarang sikapi setiap kecewa atau bahkan masalah dengan benar, bukan lagi dengan cara “Kuno” yang harus dipandang emosi. Hidup itu akan lebih berguna kalau bisa mencari sebuah hikmah dibalik sebuah masalah, hidup bukan selalu untuk menyesali masa lalu tapi hiduplah untuk masa yang akan datang.

0 komentar :

Posting Komentar