Batman Begins - Help Select

Pengaruh Budaya dan Sub-Budaya Pada Perilaku Konsumen

29 November 2015

Pengaruh Budaya dan Sub-Budaya Pada Perilaku Konsumen


PERILAKU KONSUMEN
“Pengaruh Budaya dan Sub-Budaya Pada Perilaku Konsumen”


 logo 3d
KELOMPOK 3
Kelas : 3EA19
Anggota Kelompok : 1. Budhi Hendratama (11213798)
                                     2. Fahmi Arif Muhammad (13213074)
                                     3. Isnan Salafi (14213560)
                                     4. Mulya Rachim (16213206)
                                     5. Risqih Maulana (17213821)
                                     6. Riza Arisandy (17213865)
                                     7. Suryana (18213709)




MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor paling utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Menurut suatau analisis, lahirnya masyarakat konsumsi pertama kali muncul di Inggris pada abad ke XVII ketika ada bebarapa kejadian penting yang berlangsung. pengaruh budaya dapat mempengaruhi berbagai makna budaya dalam masyarakat dalam suatu proses yang berkesinambungan dan timbal balik yang hamper mirip dengan analisis roda konsumen. Budaya konsumsi yang muncul juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran, konsumsi massal meningkat sejalan dengan semakin banyaknya orang yang memiliki pendapatan. Gambaran singakat kejadian yang kompleks di awal terbentuknya masyarakat konsumsi modern menunjukan pentingnya budaya dalam uapaya memahami perilaku konsumen.
Konsumen adalah makhluk social, yaitu makhluk yang hidup bersama dengan orang lain, berinteraksi dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai lingkungan social konsumen. Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai yang dianggap penting. Salah satunya unsur lingkungan social adalah budaya.

PEMBAHASAN
A.      Pengertian Budaya
 salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya ( culture ). Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya buka hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, indang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa.  Menurut Peter dan Olson (1999) ,arti/makna budaya adalah jika sebagian besar dari orang yang berada di dalam sebuah kelompok sosial memiliki pemahaman mendasar yang sama terhadap makna tersebut.
Engel,Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya , yaitu :
1.      Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space).
2.      Komunikasi dan bahasa.
3.      Pakaian dan penampilan.
4.      Makanan dan kebiasaan makan.
5.      Waktu dan kesadaran akan waktu.
6.      Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah.
7.      Nilai dan norma.
8.      Kepercayaan dan sikap.
9.      Proses mental dan belajar.
10.  Kebiasaan kerja.

B. Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya  merupakan  strategi penciptaan lingkungan belajar dan  perencangan pengalaman belajar  mengintregasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai  bagian yang  fundamental  (mendasar dan penting) bagi pendidikan, ekspresi  dan komunikasi suatu gagasin, dan perkembangan  pengetahuan.
Pembelajaran berbasis budaya  sebagai  strategi  pembelajaran  mendorong terjadinya proses imaginative, metaforik, berpikir kreatif, dan juga sadar budaya.
Pembelajaran berbasis budaya  dapat  dibedakan menjadi tiga  macam, yaitu belajar tentang budaya, belajar  dengan budaya, dan belajar melalui budaya.

C. Dinamika Kebudayaan
Yang dinamakan kebudayaan sesungguhnya adalah dinamika manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan.Dinamika ini terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya.
Dinamika kebudayaan juga sering disebut dengan perubahan kebudayaan.Setiap masyarakat pasti akan mengalami perubahan,betapapun kecilnya perubahan itu dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial,norma-norma,sosial,pola-pola perilaku,organisasi dan interaksi sosial.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda keadaan yang tidak serasi.

1.Faktor-faktor penyebab dinamika kebudayaan

A.Faktor Ekstern

1.Adanya bencana alam,terjadinya gempa bumi,taupan,banjir bandang dan yang lainnya.
2.Terjadinya peperangan
3.Adanya kontak dengan masyarakat laun
a.Akulturasi
b.Difusi


Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain
c.Penetrasi
d.Invasi
e.Asimilasi
f.Hibridasi

B.Faktor intern

1.Adanya penemuan-penemuan baru yang diterima oleh masyarakat
2.Bertambah atau berkurangnya penduduk
3.Terjadinya konflik atau pertentangan dalam masyarakat
4.Terjkadinya revolusi dalam tubuh masyarakat itu sendiri.


Pengukuran Budaya

Pemasar dapat menggunakan berbagai prosedur untuk mengukur kandungan budaya yaitu melalui analisis kandungan budaya, penelitian etnografis dan pengukuran nilai. Pendekatan yang umum dipakai adalah dengan penelitian konsumen melalui wawancara, survei, telepon bahkan fokus group). Analisis kandungan budaya dapat dilakukan dengan mengamati obyek material yang ada dalam kelompok sosial, misalnya komik yang beredar di kalangan anak-anak sering berisi tentang nilai-nilai persahabatan, nilai agama, bahkan ini dapat diamati selama periode waktu tertentu, seperti perubahan peran wanita yang bekerja dalam puluhan tahun terakhir sehingga iklan dapat disentuhkan dengan keberadaan mereka. Pengukuran nilai cenderung dilakukan secara langsung untuk melihat nilai dominan, dengan alat penilaian tertentu seperti rangking nilai yang dominan dan menggunakan metode statistik tertentu.
Beberapa perubahan pemasaran yang dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
1. Tekanan pada kualitas
2. Peranan wanita yang berubah
3. Perubahan kehidupan keluarga
4. Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
5. Waktu senggang yang meningkat
6. Pembelian secara impulsif
2.4 Sub-Budaya Dan Interaksinya
Subbudaya adalah kelompok budaya berbeda yang ada sebagai sebuah segmen yang dapat
dikenali dalam suatiu mas



1.         Sub-Budaya Agama
karena bervariasi dan pluraris serta sifatnya yang pribadi membuat kelompok agama mempunyai pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat, kelompok keagamaan akan memperlihatkan preferensi dan tabu yang spesifik. Pemasar hendaknya dapat memperhatikan secara seksama preferensi dan tabu yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi perilaku pembeli dari sub- budaya kelompok kagamaan yang dimaksud.
Bagi pemasar di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya beragama Islam mengharuskan mereka untuk mendapatkan sertifikasi halal untuk setiap produk yang berhubungan dengan makanan. Konsumen yang beragama Islam lebih cenderung memperhatikan kehalalan suatu produk, sebelum dia membeli produk tersebut, seperti perusahaan yang memproduksi Ajinomoto yang beberapa waktu lalu mempromosikan produknya secara gencar mengenai kehalalan produknya Di Bali yang sebagian besar penduduknya beragama Hindu, mengharuskan seorang pemasar untuk tidak memasarkan produk makanan yang mengandung daging sapi. Bagi pemeluk agama Budha dan agama Kristen Advent yang tidak mengkonsumsi daging merupakan pasar tersendiri bagi seorang pemasar, misalnya dengan membuka rumah makan/ restoran vegetarian.

2.         Sub-Budaya Geografis dan Regional
Daerah geografis suatu negara kadang mengembangkan budayanya sendiri. Daerah barat daya merika Serikat dikenal karena gaya hidup kasual yang meninjolkan busana yang nyaman, hiburan luar rumah, dan olahraga yang aktif dan juga tampak lebih inovatif ke arah produk baru sperti bedak kosmetisbila dibandingkan dengan sifat konservatif dan malu-malu yang mencirikan beberapa daerah negara tersebut. Di Indonesia masyarakat perkotaan/ kota besar pada umumnya menyukai jenis hiburan yang berhubungan dengan alam, lain halnya dengan masyarakat yang tinggal di daerah kabupaten atau kota kecil yang lebih memilih berlibur ke kota. Selain gaya hidup iklim juga menghasilkan suatu inti dari nilai-nilai di dalam suatu daerah geografis. Contohnya, Indonesia ada daerah-daerah tertentu yang iklimnya agak dingin, seperti daerah Jawa barat (lembang), perusahaan juga harus menyesuaikan produk apa yang sesuai untuk di pasarkan di daerah tersebut, misalnya baju/ pakaian hangat(sweater).  

Di Indonesia misalnya untuk produk mobil, pada daerah indonesia bagian barat khususnya daerah Sumatera yang masyarakatnya yang sebagian besar berusaha di bidang perkebunan lebih memilih/mengutamakan menggunakan kendaraan jenis “jeep”. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung saat ini masyarakat lebih memilih menggunakan mobil dengan ukuran kecil, pemasaran dalam hal ini Suzuki memasarkan mobil dengan nama Karimun dan Daihatsu dengan merek Ceria. Untuk wilayah Indonesia bagian timur khususnya daerah Papua yang masyarakatnya secara ekonomi masih kurang dibandingkan dengan masyarakat daerah lain, maka jenis kendaraan roda dua akan lebih diminati.

a.      Pasar anak dan remaja
Pasar anak dan remaja menjadi sangat penting bukan hanya karena mereka memilki pengaruh besar dalam pembelian rumah tangga,tapi juga daya beli mereka yang terpisah. Usia pasar anak dan remaja antara 7 sampai 19 tahun, selain alasan diatas mereka dianggap penting karena mereka juga sering ikut melakukan kegiatan pembelian bahkan ikut membuat/ menentukan daftar barang belanjaan. Di Indonesia hampir semua iklan melibatkan anak-anak dan remaja dalam komunitas suatu keluarga. Misalnya iklan”kecap bango”, iklan “Pasta Gigi Pepsodent”, iklan “Sabun Cuci Rinso” dan lain-lain.

b.      Pasar Baby Boomer
Yang dimaksud dengan Baby Boomer adalah mereka yang berumur antara 30-an sampai 40-an, dimana mereka memasuki tahun-tahun puncak penghasilan dan pengeluarannya. Kelompok ini menekankan arti pentingnya kesehatan dan olahraga serta pendidikan. Baby boomer memiliki dampak yang kuat pada pasar perumahan, mobil, panganan, pakaian, kosmetik dan jasa keuangan.
Para boomer yang berstatus orang tua baru adalah pasar yang paling menarik bagi para pemasar. Pasar untuk produk anak-anak juga ikut berkembang sejalan dengan perkembangan diatas.
Misalnya, penjualan mainan diharapkan meningkat dua kali lebih cepat dari populasi anak-anak yang menjadi sasaran mereka. Pasar lain, seperti jasa perawatan anak dan peranti lunak komputer untuk anak kecil, dapat meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun kedepan.

c.       Pasar Dewasa
Yang termasuk dalam usia pasar dewasa adalah yang berumur 55-64 disebut lebih dewasa, 65-74 disebut tua, 75-84 disebut tua sekali, dan renta diatas 85 tahun. Biasanya, pemasar mengabaikan pasar dewasa, mungkin karena diasumsikan memiliki daya beli yang rendah. Namun demikian, di samping jumlahnya yang besar, karakteristik ekonomis pasar ini layak mendapat perhatian penuh. Walaupun sebagian anggota kelompok ini tidak lagi bekerja, mereka sering sekali memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan dalam jumlah yang cukup besar.
Golongan tua merupakan pasar yang cukup besar untuk produk perawatan kulit, vitamin dan mineral, alat bantu kesehatan dan kecantikan, dan obat-obatan yang mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan kinerja sehari-hari.


3.         Sub-Budaya Usia
Kelompok usia dapat juga dianalisis sebagai sebuah sub-budaya karena sering memiliki
nilai dan perilaku yang berbeda, namun pemasaran harus berhati-hati dalam mensegmen
konsumen jika didasarkan pada usia mereka yang sebenarnya, karena sebagian konsumen
dewasa merasa mereka masih muda, sebaliknya ada pula konsumen remaja yang menganggap
dirinya sudah dewasa, hal semacam diatas dapat ditemukan misalnya dalam pernyataan” saya
merasa masih muda”, “ saya tidak menyadari bahwa saya sudah tua” atau “ saya merasa sudah
cukup dewasa”, pernyataan seperti di atas membuat seorang pemasar harus menganalisis ”
usia subjektif” atau “ usia kognitif” (usia yang dianggap sebagai usia yang dapat bagi diri pribadi
seseorang), namun tetap mengtamakan usia kronologi atau usia nyata.

4.         Sub-Budaya Jenis Kelamin
Untuk beberapa tujuan pemasaran, perbedaan jenis kelamin mungkin cukup signifikan
untuk memandang kedua jenis kelamin sebagai suatu sub-budaya yang berbeda. Kepemilikan
produk dipandang oleh sebagian pria sebagai cara untuk mendominasi dan mengungkapkan
kekuasaan atas orang lain, membedakan dirinya dari orang lain dan mungkin bentuk terselubung
dari agresi terhadap orang lain. Wanita, sebaliknya, cenderung menilai tinggi barang milik yang
dapat memperkuat hubungan personal dan sosial. Sebagian pemasar melihat bahwa sangat
bermanfaat untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berbeda untuk sub-budaya pria dan
wanita. Misal: Samsung yang mengeluarkan produk handphone yang diberi nama Samsung
Queen A-400 yang dkhususkan untuk wanita dan Samsung Blue Cool yang dikhususkan untuk
pria, Mie instans yang bermerek Cinta Mie yang mengandung Vitamin E untuk kulit
(kecantikan) diprioritaskan untuk para wanita.

KESIMPULAN DAN SARAN
            Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, undang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa.
            Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual).
Dalam pemasaran, analisis lintas budaya sering memerlukan pengidentifikasian implikasi kultur terhadap peran-peran pembelian keluarga, fungsi produk, desain produk, aktivitas promosi dan penjualan, sistem saluran dan penentuan harga. Etnis dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas, nilai ini dapat terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya namun tidak mutlak.


DAFTAR PUSTAKA
Schiffman, Leon. Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Indonesia: Mancanan Jaya Cemerlang.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indinesia
Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prenada Media Group

Gundala. 2010. Variasi Lintas Budaya dalam Perilaku Konsumen. [online]. (http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/21/variasi-lintas-budaya-dalam-perilaku-konsumen-123097.html

0 komentar :

Posting Komentar